Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Dorong Emas Berada di Jalur Rekor Baru

Emas batang.

ASIAWORLDVIEW – Harga emas (XAU/USD) terus menguat didorong oleh kombinasi melemahnya pasar tenaga kerja Amerika Serikat dan meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga. Pada perdagangan Kamis (4/8), logam mulia ini sempat diperdagangkan di kisaran SD3.450 per troy ounce dan diproyeksikan masih berpeluang menembus rekor tertinggi baru.

Data terbaru menunjukkan jumlah lowongan kerja di AS turun lebih besar dari perkiraan. Sementara tingkat pengangguran cenderung naik, menandakan perlambatan aktivitas ekonomi.

Kondisi ini memperkuat keyakinan pelaku pasar bahwa The Fed akan mengambil langkah pelonggaran moneter, dengan probabilitas pemangkasan suku bunga pada pertemuan mendatang mendekati kepastian. Karena emas tidak memberikan imbal hasil bunga, lingkungan suku bunga rendah membuatnya lebih menarik sebagai aset lindung nilai. Selain itu, ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global turut mendorong permintaan terhadap emas, sehingga harga logam mulia ini tetap berada dalam tren bullish meskipun sesekali terkoreksi akibat aksi ambil untung.

Baca Juga: Harga Emas Antam Meroket, Ini Dampak Logam Mulia Dijual Rp2.035.000 per Gram

Mengutip keterangan Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menegaskan bahwa tren emas saat ini masih bullish. Menurutnya, pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan sinyal kenaikan yang solid.

“Jika dorongan ini berlanjut, harga emas berpotensi menuju level USD3.600 per troy ounce. Meski demikian, apabila terjadi koreksi, area USD3.527 akan menjadi titik support penting yang patut diperhatikan,” ia mengatakan.

Kenaikan harga emas ini juga ditopang oleh data ekonomi Amerika Serikat yang melemah. Laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) mencatat penurunan signifikan jumlah lowongan pekerjaan. Walaupun pesanan pabrik sedikit meningkat, gambaran umum menunjukkan perlambatan ekonomi yang semakin nyata. Kondisi ini memperbesar peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan September, sebuah faktor yang biasanya sangat mendukung harga emas.

Dari sisi teknikal, investor tetap perlu berhati-hati karena indikator osilator menandakan emas sudah berada di area jenuh beli. Artinya, ada potensi terjadi konsolidasi atau aksi ambil untung sebelum tren naik berlanjut. Bagi trader yang sudah memegang posisi beli, kondisi ini masih menguntungkan, namun pelaku baru disarankan menunggu konfirmasi arah berikutnya.

Fokus pasar kini beralih ke rilis data ketenagakerjaan penting, yaitu Nonfarm Payrolls (NFP) Agustus yang akan diumumkan Jumat mendatang. Sebelum itu, laporan klaim pengangguran mingguan dan data ADP Employment Change menjadi perhatian karena dapat memberi gambaran awal tentang kondisi tenaga kerja.

“Jika hasil data semakin menegaskan pelemahan, peluang penurunan suku bunga The Fed akan semakin besar dan mendorong reli emas berlanjut,” pungkasnya.